Geez Music membahas segala tentang musik. Mulai dari perkembangan musik dalam negeri, band, musisi, acara musik, dan lain-lain.

Senin, 02 Januari 2017

Musisi Indonesia

Amir Pasaribu              

Amir Hamzah Pasaribu
Amir Hamzah Pasaribu merupakan musisi Indonesia  beliau lahir di Siborong-borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 21 Mei 1915 – meninggal di Medan, Sumatera Utara, 10 Februari 2010 pada umur 94 tahun.  Beliau dikenal dengan nama Amir Pasaribu.

Latar Belakang Keluarga

Pasaribu lahir di Siborong-borong, di sebuah kota kecil dekat Haunatas, Laguboti, Balige. Bapaknya sebagai orang Tapanuli senang akan musik, dan memiliki sebuah orgel pompa angin, dan Amir sejak kecil sudah terbiasa dengan orgel ini, ia sering main-main orgel ini sebagai anak yang berbakat musik.


Pendidikan Umum

Amir mulai masuk sekolah HIS tahun 1921 di desa Narumandu, namun tahun 1924 ia dikeluarkan karena sering keluar asrama cari makanan di luar. Amir kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Raja Balige, kemudian sekolah dasar ELS milik misi Katolik, dan diteruskan ke HIS di Sibolga. Ia mendapat pelajaran musik biola dan piano) dari Frater Paulus dan Frater Gustianus
Kemudian ia meneruskan sekolah Mulo di Tarutung, dan diselesaikan di Padang tahun 1931.
Tahun 1931 ia masuk sekolah guru HIK di Bandung dan lulus tahun 1934. Di HIK, sekolah memberi kesempatan kepada murid yang berbakat untuk belajar pada guru privat di luar sekolah.


Pendidikan Musik

Amir Pasaribu belajar piano dari Willy van Swerss dan Joan Giessens. Pada masa revolusi Rusia, banyak guru musik Rusia yang datang ke P. Jawa, dan kesempatan ini ia belajar cello kepada Nicolai Varvolomejeff. Dan juga belajar komposisi pada James Zwaart.


Riwayat Pekerjaan

Setelah kemerdekaan, tahun 1954 - 1957 ia menjabat sebagai direktur Sekolah Musik Indonesia (SMINDO) Yogyakarta, sekolah musik milik pemerintah cikal bakal AMI dan ISI Yogyakarta. Banyak pemusik Indonesia yang lulus dari SMINDO ini. Seorang anak bernama Sunaryo sering datang pada hari Sabtu untuk melihat latihan Orkes SMINDO pimpinan Nicolai Varmolomeyeff, dan Amir mengusir anak tersebut dari kampus.
Usai itu, pada tahun 1957 - 1968 Amir diangkat sebagai Kepala B1-kursus jurusan Seni Suara; Lembaga Pendidikan Guru Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian ditingkatkan menjadi IKIP-UI (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia - kini Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta.
Setelah pensiun, pada tahun 1968 – 1980 ia bekerja sebagai guru piano dan cello pada Pusat Kebudayaan Suriname (Cultureel Centrum Suriname), dan tahun 1980 - 1995 ia menjadi guru privat piano di Paramaribodan, di samping sebagai pemain cello Orkes Simfoni Paramaribo, Suriname.
Tahun 1995 ia kembali ke Indonesia, dan tinggal di Medan sebagai importir piano Petrof dari Czeko.


Akhir Hidupnya

Amir Pasaribu meninggal dunia pada usia 94 tahun di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 10 Februari 2010.[1]


Curriculum vitae

  • 1921 – 1933 sekolah dasar dan lanjutan di Sumatera Utara dan Tengah (Tarutung/Sibolga/Padang)
  • 1933 - 1935 sekolah guru HIK di Bandung
  • 1942 - 1945 bekerja di bidang siaran radio pada zaman pendudukan Jepang
  • 1945 - 1952 bekerja di bidang siaran radio NIROM (Nederlandsch-Indische Radio Omroep), dan Orkes Studio Jakarta; kemudian RRI
  • 1952 - 1954 tugas belajar di Belanda untuk mempersiapkan pembukaan program pendidikan musik di Indonesia
Pasaribu beberapa kali mengadakan kunjungan ke luar negeri antara lain Tiongkok, Jepang, Uni Soviet, Cekoslowakia, Jerman, Belanda dan Perancis dalam rangka tugas belajar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (kini Departemen Pendidikan Nasional)


Penghargaan yang pernah didapat

Berbagai jabatan yang pernah disandang

  • Guru piano di Jakarta dan Paramaribo, Suriname
  • Ketua Lembaga Persahabatan Indonesia-Cekoslowakia
  • Pengimpor piano Petrof buatan Cekoslowakia
  • Wirausaha bengkel & reparasi piano serta transportasi


Publikasi
  1. Musik dan Selingkar wilayahnya, Kem. PPK 1955
  2. Analisis Musik Indonesia (PT Pantja Simpati 1986)
  3. Riwayat Musik dan Musisi (Gunung Agung, 1953)
  4. Teori Singkat Tulisan Musik (NV Noordhof-Kolff)
  5. Menudju Apresiasi Musik (NV Noordhof-Kolff)
  6. Bernyanyi Kanon (Balai Pustaka, Kem.PPK 1955)
  7. Lagu-lagu Lama Solo Piano I (Balai Pustaka 1952)
  8. Lagu-lagu Lama Solo Piano II (Balai Pustaka, 1958)
  9. Suka Menyanyi (Indira, 1955)
  10. Tifa Totobuang

Karya

Musik untuk piano tunggal:
  1. Capung kecimpung di Cikapundung
  2. Rondino Capriccioso
  3. 2 Sonata’s
  4. Petruk, Gareng dan Bagong
  5. Rabanara dances
  6. Rabanara dances no. 7
  7. Spielstuck
  8. Puisi Bagor
  9. Kesan langgar(Impressie Langgar)
  10. Sampaniara no. 1 (Getek silam kali Ancol)
  11. 6 Variasi Sriwijaya
  12. Bongkok’s Bamboo-flute (Orpheus in de dessa)
  13. Indihyang
  14. Ball-dance of the river-fish princess/Tari Ikan Putri
  15. Berceuse
  16. Suite Villageoise
    1. La flute d’un mendiant
    2. Lullaby
    3. Makam Achmad Sutisno
    4. Beduk Puasa
  17. Ole ole melojo-lojo
  18. Variasi Es Lilin
  19. Maswika Lily
Musik untuk string Quartet/Kwartet gesek:
  1. Dua Resital Violis
  2. Meditation
  3. Hikayat Mas Klujur
  4. Sunrise at Yang Tse,
  5. Dr. Sun Yat Sen Memorial Hall,
  6. Hang Tsu-Mountain and Creeks at Sundown,
  7. Express Railroad Back Home
Musik untuk piano dan biola:
  1. Clair de Lune
Musik hymne perjuangan ABRI:
  1. Andhika Bhayangkari
Aktivitas musik yang terakhir dilakukan (hingga tahun 1995):

  • Piano & biola ensemble di Paramaribo bersama Harry de la Fuënte
  • Trio musik gesek di Paramaribo
  • Piano pengiring untuk Paduan suara Maranatha di Paramaribo
  • Piano pengiring sekolah balet di Paramaribo

Oleh : Zainun
Share:

0 komentar:

Posting Komentar