FENOMENA PERKEMBANGAN MUSIK DI INDONESIA
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai jenis musik yang dianut. Terkadang kala bersifat musiman, tergantung dari jenis musik yang sedang diminati oleh seluruh penduduk didunia ini. Namun dari sifat tersebut, muncul pertanyaan, apakah perkembangan musik di Indonesia semakin maju atau semakin mundur?
Berbagai aliran musik masuk ke dunia industri musik di Indonesia saat ini. Karena terlalu banyaknya aliran musik yang masuk, membuat masyarakat yang mengkonsumsi musik tersebut menjadi salah menempatkan mana musik atau lagu yang layak untuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Anak-anak di zaman globalisasi sekarang lebih sering mendengar lagu oplosan (dangdut) atau lagu bertema percintaan yang lebih selayaknya dikonsumsi oleh remaja dan dewasa. Jika dulu lagu anak-anak masih banyak, namun sekarang, secara lambat laun lagu anak-anak semakin hilang. Banyak ank-anak jika diminta untuk menyanyikan sebuah lagu, maka mereka akan menyanyikan lagu bertema percintaan. Hal ini mengakibatkan orang tua semakin khawatir dengan masa kanak-kanak dari anak mereka. Beberapa musisi tanah air beranggapan musik di Indonesia semakin tidak jelas, tapi beberapa yang lain menganggap music di Indonesia dapat meramaikan industry musik yang sedang tren saat ini.
Musik merupakan salah satu media seni yang mencerminkan budaya masyarakat yang menganutnya. Kata "seni" berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur / Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan. Nilai seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya budaya dan kehidupan dari masyarakat yang dinamis. Jadi Seni akan selalu berubah-ubah seiring dengan manusia yang selalu mencipta karya baru.
Pada Era Tahun 70-an Koes Bersaudara adalah rajanya pada masa ini. Lagu-lagunya banyak mencapai Hits dan Koes bersaudara mendapat julukan sebagai The Beatlles-nya Indonesia. Setelah Toni Koeswoyo memilih bersolo karir posisinya di ganti Murry, dan kemudian kata 'bersaudara' diganti menjadi 'Plus'. Ini di karenakan Murry bukan berasal dari keluarga Koeswoyo. Koes Plus beberapa kali dicekal dan masuk penjara karena membuat beberapa lagu dengan menggunakan lirik berbahasa asing. Menurut pemerintahan Soekarno ini tidak mencerminkan watak Nasionalisme dan bisa membahayakan penggunaan bahasa Indonesia pada era ini. Beberapa lagu koes Plus yang berbahasa asing sampai sekarang masih enak terdengar, diantaranya lagu yang berjudul ' Why do u love me'. Selain Koes Plus nama lain yang ikut meramaikan musik Indonesia juga lumayan banyak. Ditambah Musik dangdut adalah salah satu genre yang paling digemari kawula muda saat itu. Salah satu lagu terpopuler adalah Boneka dari India. Kemudian muncul juga Rhoma Irama yang dikenal sebagai raja dangdut yang begitu fenomenal dengan karyanya yang begitu disukai oleh masyarakat.
Pada era tahun 80-an jenis lagu yang mendominasi adalah lagu pop yang mendayu-dayu, dengan bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Rinto Harahap, Pance Pondaaq, Aryanto, dan Obbie Mesakh adalah nama-nama pencipta lagu yang cukup produktif di era ini. Di era inilah masanya lagu patah hati dan balada. Nama-nama seperti Nia Daniaty, Betharia Sonata, Ratih Purwasih, Iis Sugianto, adalah beberapa nama yang penyanyi yang bersenandung lagu-lagu sedih. Nama seperti Ebiet G Ade, Franky and Jane, dan Chrisye sangat familiar juga waktu itu. Di era ini musik rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar. Beberapa nama seperti, Ikang Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan beberapa group rock seperti Goodbles yang kemudian berubah menjadi GONG 2000 sempat berkibar. Nicky Astria bahkan manjadi ikon Rocker cewek Indonesia setelah era-nya Euis Darliah.
Kemudian pada era tahun 90-an Setelah Menteri Harmoko melakukan pelarangan terhadap musik patah hati dan balada, akhirnya aliran musik cengeng ini menjadi surut dan musik pop Indonesia seperti kehilangan arah. Dampak positifnya musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan banyak dari para penyanyi yang tadinya beraliran pop dan rock beralih ke dangdut dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut. Misalnya Jefry Bule, Doel Sumbang, Ahmad Albar dan Obbie Mesakh sukses menciptakan lagu 'mobil dan Bensin' yang dinyanyikan santa Hokki. Group-group musik baru pun mulai bermunculan di akhir era ini (tepatnya di 90-an awal) seperti; Dewa 19, Slank, Boomerang, Vodoo, dan masih banyak lagi grup-grup musik rock lainnya.
Ketika musik di Indonesia semakin redup, disaat yang bersamaan masuklah Ami Search, musisi dari negeri jiran, Malaysia dengan lagunya ' Isabela' dan langsung menjadi hits. Lagu Isabela inilah yang menjadi lokomotif bagi musisi dan lagu-lagu malaysia lainnya untuk membanjiri pasaran musik Indonesia. Beberapa nama yang menjadi terkenal kemudian adalah Salim Iklim, Ella, Nora, dan lainnya. Dan muncullah trend musik baru yaitu "POP ROCK". Nama seperti, Dedy Dores, Nike Ardilla, Inka Christy, Nafa Urbach, Trio Libels dan masih banyak lagi menyanyikan lagu ini. Beberapa nama baru muncul di dunia rekaman Indonesia, ada Kahitna, Java Jive, Krisdayanti, Jingga. Di Akhir tahun 90-an, Sheila on7 membuat gebrakan baru, lagunya yang berjudul ' Dan' jadi hits bahkan lagu lainnya yang berjudul 'kita' seakan jadi menjadi rajanya saat itu.
Di era 2000-an, selera masyarakat lebih ke grup-grup musik dibandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya perlahan redup di masa itu, hanya beberapa saja yang sanggup bertahan, seperti Krisdayanti, Chrisye, Titi Dj, dan Glen. Selebihnya musik di dominasi oleh grup-grup musik yang makin ramai oleh para pendatang baru. Muncul grup band dan grup vocal seperti Peterpan, Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq D Esential, Samson, Nidji, dan Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. Walaupun tidak menjadi seberhasil grup-grup tersebut, beberapa penyanyi sola baru juga muncul pada era ini seperti Tompi, Rio Febrian, Resa Herlambang, Bunga C Lestari, Shanty, Dewi Sandra. Era ini menjadi era emasnya musik Indonesia ditengah menciutnya dunia industri musik di dunia internasional. Musik Indonesia malah berjaya bahkan sampai ke negeri tetangga.
Memasuki Tahun 2004, perkembangan musik Indonesia muncul dengan aliran musik Melayu. Pada saat itu pun lagu-lagu beraliran melayu mulai bermunculan dan banyak juga Band-band beraliran melayu muncul seperti ST12, Dbagindas, Kangen Band, Wali, Gama 1, dan lainnya. Musik dengan aliran melayu tren-nya saat itu dan sangat digemari masyarakat Indonesia.
Memasuki tahun 2010, perkembangan musik Indonesia mulai dimasuki dengan aliran baru yaitu aliran pop-dance/electro yang dibawakan oleh Boyband bahkan Girlband baru. Pada saat itu Boynand dan Girlband pun disukai masyarakat Indonesia hingga sekarang. Seperti SM*SH, dan juga era 2013-an munculnya Max5, Hitz, XO-IX dan lainnya. Serta Girlband Cherry Belle, 7 Icons, Super Girlies dan lainnya. Hal ini mulai didukung mulai merambatnya aliran musik dari negara ginseng, Korea Selatan, yang dipenuhi oleh Boyband dan Girlband.
Pada awal tahun 2014 indonesia diguncangkan dengan lagu-lagu yang beraliran Dangdut koplo, dengan berbagai macam lagu dangdut bermunculan ada yang mengandung sensualitas dan ada juga tentang percintaan. Dangdut mulai kembali di sukai oleh masyarakat tak lepas dari munculnya acara YKS, dan acara Sejenisnya. Yang memasukan lagu dangdut di dalam setiap segmennya dengan aransemen yang baru. Namun pada era ini cukup meresahkan, karena berkurangnya nilai dari musik Indonesia yang diakibatkan oleh penampilan yang cukup terbuka dan aksi panggung dengan tarian-tarian yang menggoda dari penyanyi-penyanyi Dangdut Koplo. Lagu dangdut yang bersifat seperti itu tidak mendidik dan kurang berkualitas. Terkesan asal jadi, yang terpenting menghasilkan keuntungan saja.
Pada tahun 2015 hingga sekarang, musik di Indonesia kembali dirajai oleh aliran musik dari Korea Selatan. Hal ini diakibatkan karena semakin seringnya Boyband dan Girlband asal negara ginseng tersebut melakukan konser di Indonesia. Ditambah dengan beberapa kalinya musisi Indonesia melakukan kolaborasi dengan musisi dari Korea Selatan tersebut. Hingga munculnya istilah ‘KPOP LOVERS’ yakni orang-orang yang sangat menyukai lagu maupun musik pop dari Korea Selatan, seperti Super Junior, Girls Generation, SISTAR, dan lain-lain. Pada era ini muncul Boyband dan Girlband muda seperti BLINK, Coboy Junior yang kini berubah nama menjadi CJR. Ada juga S4 dan S.O.S, Boyband dan Girlband dengan member orang Indonesia namun asuhan dari manajemen Indonesia yang bekerja sama dengan salah satu manajemen Korea Selatan. Kedua band tersebut menjadi icon yang mencerminkan kerjasama antara industri musik Indonesia dan Korea Selatan. Hingga diakhir tahun 2015, muncul aliran musik R&B dari penyanyi Vidi aldiano, Isyana Sarasvati yang saat ini menjadi penyanyi wanita solo yang sangat digemari oleh masyarakat dengan lagu-lagunya yang berjudul ‘Tetap Dalam Jiwa’ dan ‘Kau Adalah’ yang berkolaborasi dengan Rayi dari RUN.
Dengan kata lain Perkembangan musik di Indonesia tiap tahun akan berubah sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia, siapa yang dapat meraih simpati masyarakat, enak didengar, dan juga pengaruh musik dari negara lain yang dapat masuk ke Indonesia, maka aliran itulah yang akan ditirukan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Bagaimanakah pendapat Anda tentang perkembangan musik di Indonesia?
0 komentar:
Posting Komentar